event wonosobo, genPI, mbakyublogger, memory, referensi, tips & trik, wonosobo

Kopdar Dinas Kominfo Provinsi Jateng dan Komunitas Media Sosial Area Wonosobo dan Sekitarnya

Kemarin malam (14/5) , akhirnya terselenggara juga gathering atau sarasehan besutan Diskominfo Provinsi Jateng, kalau judul acaranya Sosialisasi Kebijakan dan Hasil Pembangunan melalui komunitas Media Sosial, tapi menurut saya kegiatan kemarin lebih ke kopdar dan sharing-sharing antar komunitas media sosial dan Dinas Kominfo. Nggak cuman admin medsos yang hadir tapi juga  banyak teman-teman influencer, blogger, vlogger dan berbagai macam komunitas.

Acara diadakan di Dieng Creative Hub. Photo by @nessakartika

Acara Kerennya Kominfo Jateng

Jauh dari kesan formal dan ke-birokrasi-an, acara semalam bisa menyajikan situasi yang asyik, suasana yang cair, nyaman dan tentunya bikin teman-teman fokus mengikuti acara dari awal hingga akhir. Mulai dari pengarah acara, pembicara hingga tempatnya pun mendukung untuk acara anak muda banget pokoknya! Berlangsung di Extrashow Coffee and Eatery, Dieng Creative Hub, Sruni, acara ini dihadiri oleh kurang lebih 80 peserta dari komunitas medsos area Wonosobo dan sekitarnya (Purworejo, Kebumen, Banjarnegara dan Temanggung), dan juga dari Dinas Kominfo Wonosobo, Purworejo, Kebumen, Banjarnegara dan juga Temanggung. Oiya, ternyata kegiatan ini sudah dilakukan oleh Dinas Kominfo Prov Jateng sejumlah 4 kali, di Magelang, Solo, Jepara dan Wonosobo adalah tuan rumah ke-4.

MC-nya sipps!

Setelah makan malam, acara dimulai sekitar pukul 20.00. Ada mbak Devtian (Diskominfo Prov Jateng) dan Tongat (@dekengertiora) yang memandu jalannya acara. Ibu Evi , Kabid IKP , mewakili Bapak  Dadang Soemantri, Kadiskominfo Prov. Jateng, membuka acara dan dalam sambutannya beliau mengingatkan bahwa di era seperti sekarang penggunaan media sosial adalah keniscayaan, dan apa yang disampaikan oleh kami (teman-teman komunitas medsos) akan sangat berpengaruh pada perilaku dan pandangan masyarakat terkait kebijakan yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, butuh trik khusus agar informasi itu jadi menarik yang akhirnya bisa menggerakkan masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan.

Ibu Evi, perwakilan Dinas Kominfo Prov. Jawa Tengah.
Dokumentasi @kominfo_jtg

Mafindo, Citizen Journalism, hingga #KemalaJateng

Sebagai moderator ada mbak Fatonah Ismangil (Diskominfo Kab. Wonosobo), sedangkan pembicara telah hadir Mas Septiaji (Mas Aji), Ketua Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) atau yang biasa kita kenal dengan #TurnBackHoax beserta mbak Astien Meiningsih, koordinator Mafindo Wonosobo. Kemudian ada Mas Erwin Abdillah, jurnalis Wonosobo Ekspres dan juga pengamat media sosial, lalu terakhir ada Mas Sukma Wahyu Wardono (Mas Ardo) sebagai admin @provjateng.

Mas Aji mengungkapkan keprihatinan tentang penggunaan medsos belakangan ini yang kebanyakan hanya asal share, tanpa dicek dahulu kebenarannya. Contoh kasus hoax yang berkembang di masyarakat seperti masalah kesehatan, pengobatan alternatif yang akhirnya malah banyak menelan korban jiwa.

Mas Aji Ketua Mafindo. Dokumentasi : @kominfo_jtg

“Melawan hoax tidak cukup dengan teriakan anti hoax. Media sosial harus diisi dengan konten-konten yang positif. Saat ini pembuat konten dan penge-share konten perbandingannya 10 : 90. Belum lagi konten-konten yang dibagikan belum tentu valid alias hoax”

Senada dengan apa yang disampaikan mas Aji, mbak Astien juga mencontohkan, ada kelompok ibu-ibu yang jika mendapatkan suatu info di grup suatu aplikasi messenger langsung di-share ke grup lain, bahkan mirisnya tanpa dibaca. Demi apa? Hanya demi mengejar eksistensi. Duuhh!

Nhah, maka dari itu Mas Aji mengajak kita untuk selalu bisa membuat dan menampilkan konten yang positif, beberapa hal diantaranya yaitu : Pertama, kita jangan hanya fokus di media sosial, tapi kita ramaikan kembali blog untuk penulisan opini yang komprehensif, yan kedua adalah membangun jejaring dengan netizen kreatif di seluruh Indonesia, dan yang ketiga, kita harus ikut aktif dalam mendukung gerakan pemerintah, promosi pariwisata, ekonomi, potensi desa dan seterusnya.

Oiya, Mafindo juga sedang mengembangkan startup cekfakta.com dan juga Hoax Buster Tools (yang sudah bisa didownload di Play Store) untuk memerangi berita-berita hoax yang berkembang di masyarakat. Jadi, jangan mudah terpengaruh terhadap konten atau isu yang belum jelas kebenarannya yaaa! Cari sumbernya dan jangan asal menyebarkannya. Okesipp!

Setelah itu penampilan dari komunitas Bimalukar yang menyajikan kolaborasi puisi dan seruling sakti, Agus Wepe.  Puisi yang dibacakan mas Jusuf AN adalah puisi karya Gus Mus (KH. Mustofa Bisri) yang berjudul Aku Tak Lagi Bisa Bernyanyi, mengungkapkan betapa merindunya pada kondisi yang damai dan harmonis. Bagaimana tidak, baru saja masih melekat di mata dan telinga kita tentang pengeboman dan teroris.

Penampilan Komunitas Bimalukar. Photo by @erwinabcd

burung-burung terlalu berisik
mendendangkan apa saja
setelah mereka merdeka
membuatku tak dapat lagi mengenali
suaramu atau suaraku sendiri

Burung-burung itu bisa diibaratkan kita yang setelah diberikan kebebasan berbicara namun kadang tidak bisa mengontrol dan mengendalikan diri, hingga tak jarang menimbulkan banyak perpecahan dan kekacauan. Cocok ya ternyata jika diaplikasikan ke masa-masa sekarang, yang dimana kita bisa dengan cepat dan mudah mengakses atau menyebarkan informasi.

Pembicara kedua yaitu Mas Erwin Abdillah yang memaparkan tentang citizen journalism. Beliau menjelaskan tentang perkembangan pengguna medsos. Tahun 2018, diperkirakan 46.7% dari penduduk Jateng adalah pengguna medsos aktif, hampir separuhnya yaaa, wow!

Mas Erwin Abdillah memaparkan tentang Citizen Journalism. Photo credit @alfhagemilang

Lalu, Mas Erwin juga bercerita tentang penemu twitter Jack Dorsey, penemu facebook Mark Zuckerberg dan Chris Messina sebagai pencetus hashtag.

“Kembalikan medsos ke fitrahnya, yang sebenarnya adalah gerbang citizen journalism modern, karena zaman sekarang siapapun yang pegang smartphone/aplikasi adalah citizen journalist”

Nhah, bagaimana CJ (Citizen Journalist) bisa membentuk media? Masalahnya, apakah CJ ini bisa dipercaya? Sebelumnya kita harus memeriksa dulu latar belakang CJ sebelum meng-kurasi beritanya, apalagi sampai kita sebarkan. Jangan sampai kita termakan hoax. CJ juga turut serta mengubah peran media, dari penyusun menjadi kurator. Tantangannya adalah banyak noise atau data-data yang sebenarnya tidak penting bahkan tidak akurat, maka butuh yang namanya forensik untuk menghindari disinformasi.

Kelemahan CJ ini pada umumnya adalah belum mampu mengupas/mengkulik/menginvestigasi mendalam, karena mungkin bukan secara professional, ataupun kuran mandalami metodenya, juga minimum akses, sehingga kelebihannya adalah kecepatan. Sedangkan, keunggulan CJ antara lain : alatnya murah dan gampang didapat, aktual dan semakin menarik, mudah dipelajari siapapun, semua orang bisa terlibat langsung, ada berbagai format seperti gambar, video atau gabungan keduanya. Bahkan CJ sekarang ini sudah jadi pekerjaan professional !

“Netizen bisa menjadi jurnalisme warga di masing-masing lingkup dan juga aktivitasnya. Standarnya  adalah obyektif dan positif, itu saja”, begitu jelasnya.

Setelah itu, Mbak Fatonah sebagai moderator memanggil mas Ardo untuk menyampaikan terkait dengan #KemalaJateng. Apa ituu? Kemala, yang merupakan singkatan dari Kelola Melantas Layanan, merupakan solusi layanan publik yang disediakan untuk mempermudah komunikasi dan interaksi secara langsung antara pemerintah dengan warganya.Yang mungkin ada masalah, butuh klarifikasi, atau ada yang butuh ditanyakan yang berhubungan dengan kepemerintahan untuk Provinsi Jawa Tengah, sekarang nggak usah bingung-bingung yaaa…

Mas Ardo, Mas Erwin, Mbak Fatonah, Mbak Astien dan Mas Aji . Dokumentasi @kominfo_jtg

Caranya juga sangat gampang kok,

  • Lewat website http://laporgub.jatengprov.go.id/
  • Aplikasi LaporGub! Berbasis android
  • Instagram @provjateng
  • Twitter @provjateng menggunakan hashtag #KemalaJateng dan #JatengGayeng

Atau misal non online, bisa lewat :

  • SMS Lapor Gub 08112920200
  • Call Center (024) 8441256

Mas Ardo berharap masyarakat di manapun di wilayah Jawa Tengah bisa menyampaikan keluhan pada akun twitter #KemalaJateng dan lainnya agar bisa diproses lebih cepat.

Dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Mbak Fatonah, selain pertanyaan kepada narasumber, banyak pula apresiasi yang datang dari peserta mengenai adanya acara ini. Semoga acara ini bisa memberikan banyak manfaat untuk semua peserta yang hadir dan bisa diagendakan kembali di Wonosobo. Aamin.

 “Kita disini bertemu untuk saling membantu, atasi hoax dengan konten positif di medsos”, pesan mbak Fatonah.

Btw, sebagai tindak lanjut acara ini, kami sudah tergabung dalam grup Whatsapp #KemalaWonosobo. Isinya tidak hanya para komunitas medsos, di grup ini juga ada Mas Ardo (@provjateng) , Mbak Devti (@kominfo_jtg) dan juga Mbak Fat (@diskominfo_wsb). Harapannya grup ini bisa difungsikan untuk sharing informasi tentang Jateng, share tentang event,bahkan jika ada keluhan aduan masyarakat di sekitar Wonosobo dan sekitarnya bisa dibantu koordinasi penyelesaiannya. Dan utamanya adalah untuk silaturahmi dan kemudahan komunikasi untuk event-event selanjutnya.

Terimakasih semuanyaa! Photo by @bimahusadani
Bareng GenPI Jateng!
See you, jaga kesehatan yaaa :*

 

Terimakasih Diskominfo Prov. Jateng ! Terimakasih Diskominfo Kabupaten Wonosobo, dan sekitarnya! Terimakasih teman-teman semua! Semoga bisa terwujud seperti apa yang sudah kita harapkan bersama! Yuk jadi pengguna medsos yang cerdas, bukan hanya untuk kita sendiri tetapi juga sebagai partisipasi kita untuk pembangunan daerah!

-0-

4 thoughts on “Kopdar Dinas Kominfo Provinsi Jateng dan Komunitas Media Sosial Area Wonosobo dan Sekitarnya”

Leave a comment