Belajar mengenal Instagram bersama teman-teman dari KSM Munggang Resik Kalibeber.
” Mbak Wening hari Kamis jam 1 ada acara tidak ya? Klo ngisi pelatihan utk ibu2 dan santri tentang pemasaran berbasis internet durasi sekitar 1,5 jam yg sederhana sj misal dg medsos bisa?”
Pesan via whatsapp datang dari mas Anung, ketua KSM Munggang Resik.
Saya malah jadi bingung, wong medsos saya aja biasa aja kok malah disuruh nglatih. Tapi, karena waktu sudah mepet dan mas Anung bersedia memindahkan acara yang awalnya diadakan si balai Posyandu Kalibeber menjadi diadakan di sanggar samping rumah, maka saya iyakan. Lagipula, isi materinya seputar pengenalan media sosial dan praktek pembuatan akun. Bismillah, bisa. Diingatkan sama suami kalau saya pernah bilang kalau apapun itu kembalikan niat ingin berbagi sekecil apapun. Bismillah. Amin.
Kamis, 1 Maret 2017
Hari sebelumnya, teman-teman dari KSM Munggang Resik dipandu oleh Ibu Ida, penggiat Bank Sampah Wonosobo sudah belajar tentang Bank Sampah. Lalu keesokannya, teman-teman diajak ke Wulungsari untuk melihat hasil olahan limbah sampah dan daur ulang sampah beserta dengan produk hitsnya yaitu : pembalut washable.
Pukul 13.00WIB, teman-teman sudah datang dan langsung makan siang dan gantian sholat. Ada sekitar 30an peserta yang ikut acara ini. Setelah selesai, kami mulai dengan perkenalan, dan membahas tentang pentingnya pemasaran lewat online. Selain murah dan mudah , pemasaran online juga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Setelah berdiskusi tentang pemasaran online, kami belajar bersama tentang media sosial Instagram. Bagaimana peluangnya dan bagaimana tips-tips yang baik untuk memasarkan hasil jualan di instagram ( materinya saya olah artikel dari web rockingmama, trims!). Saat praktek, kami bagi kelompok dan tiap kelompok dipandu oleh teman SMK yang sedang PKL di Wonosobo Ekspres (Makasih ya guyys!). Praktek membuat akun, memotret objek dengan hp dan alat-alat sederhana, hingga mengupload dengan memberikan hashtag dan keterangan atau informasi yang baik di dalam sebuah postingan.
Menyenangkan sekali karena teman-teman sangat semangat bertanya, foto-foto, upload, bahkan saling follow hehe. Malah ada beberapa ibu-ibu yang memang belum punya email, tapi semangat ingin punya instagram. Seneng banget rasanya.
Sebenarnya, target dari panitia kegiatan ini adalah peserta bisa memanfaatkan medsos/internet untuk memasarkan hasil bank sampah atau produk olahannya. Selama ini yang menjadi kendala adalah pemasarannya. Soalnya banyak yang sudah membuat karya, tapi karena masih belum paham teknologi dan masih belum bisa memaksimalkan media sosial untuk pemasaran. Yang kedua, panitia juga berharap akan ada paguyuban bank sampah yang bisa tukar informasi hasil pengumpulan limbah dan produknya bisa dipasarkan melalui blog/medsos paguyuban bank sampah.
Semoga dengan belajar bareng ini bisa memacu semangat teman-teman untuk lebih banyak kreatifitas dan memasarkan produknya lewat online. Sehingga jangkauan lebih luas, dikenal banyak orang dan produknya bisa merambah kemana-mana. Amiin.
Akhir acara, kami menyempatkan foto bersama untuk kenang-kenangan. Terselip harapan, acara ini akan jadi awalan bagi kegiatan-kegiatan serupa selanjutnya.
Btw, ini waktu terlama saya gak pegang Kinan. Dua setengah jam. Rekor. Hehe. Dari jam 13.00 (saya tinggal pas bobok, katanya jam 13.45 bangun langsung gendong utinya) sampai jam 15.30. Agak ayem karena kegiatannya disamping rumah, kalau nangis kan tinggal weerrrr.. Tapi alhamdulillah Kinan pinter banget, jadi ibunya bisa tenang. Makasi ya, Kinan…